Simpul Yang Kutunggu

Dipenghujung senja itu tak hentinya dia mendengung
berdering bising... kadang lirih... mengikuti letih senandung
Di sini ku terduduk, diantara gumam para manusia dengan keriuhan mereka
walaupun di dalam sini, Sang Kata berpayah menolak
nada yang masih terkalung

Ingatkah kau?
Saat ragamu masih muda dan wajahmu merona
Kau hanya bisa terdiam, terhantam cerita tentang kenangan orang lain
bersikeras kau menolak suara dengan menyelami si pelepah
tentang pikiran para tetua yang salah kau kira sebagai dongeng Si Penyihir dan Sang Raja

Andai kala itu
Egomu tak kau lepas dan hatimu tak kau hempas
kau masih bisa merela dengan rautmu
menjabat dengan tanganmu
menjalin damai dengan masa lalumu
dan kini tak akan kau menyendiri, bersembunyi di balik aksara

Hanya satu
simpul hangat dari sepasang telapak tak bertera
cukup dengan itu, mereka masih bisa tergelak di dunianya yang berbeda
dalam selaman masa yang pernah mereka cipta

0 Response to "Simpul Yang Kutunggu"

Posting Komentar